GardaJambi.Com – Merangin. Terkait kabar pelayanan dan penanganan pasien bayi laki-laki dengan kondisi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang tidak sesuai prosedur dibantah pihak manajemen Rumah Sakit (RS) Merangin Medical Center (MMC).
Hal ini disampaikan Direktur RS MMC drg. Fadel Hidayat, bahwa pihak RS telah menjalankan prosedur pelayanan terhadap Bayi laki-laki dari Ny. Sekar yang lahir dengan berat badan 1.900 gram.
Dia menceritakan kronologis awalnya, bahwa Pada tanggal 1 Agustus 2024, Bayi Ny. Sekar lahir pada pukul 06.07 WIB. dengan usia kehamilan 36-37 minggu jenis kelamin laki-laki, berat badan 1.900 gram.
Setelah lahir segera menangis dan dilakukan pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital nadi 130 x menit, laju nafas 56 x menit, suhu 36,1° lalu perawat menelfon dokter anak dan melaporkan keadaan pasien dengan diagnosis BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) Laki-laki 1.900 gr lahir spontan 36-37 minggu dengan hipotermia, rencana rawat di incubator karena berat badan lahir bayi rendah kurang dari 2.500 gr dan suhunya hipotermia (dibawah normal), suhu hayi normal 36.537,5 kemudian dilakukan pemeriksaaan darah rutin dengan hasil HB 20,8 leokosite 12.850 limfosite 21,1 % mid 4,2% dan granolosite 74,7% gula darah sewaktu 54%.
Lalu dokter anak memberi intruksi kepada perawat pasien diedukasi untuk pemberian ASI. Dikarekan kasus bayi-bayi yang berat badannya kecil harus segera diberikan nutrisi, bila tidak ada ASI, pemberian susu Formula BBLR sesuai dengan indikasi medis untuk mengejar kebutuhan nutrisi bayi.
Pada jam 11:26 WIB perawat menelfon ayah pasien, untuk mengedukasi kembali tetapi ayah pasien masih di Pamenang, jam 12.30 WIB dokter anak visited melakukan pemeriksaan dan ingin mengedukası ayah pasien tetapi, ayah pasien belum datang ke ruangan.
Sekitar pukul 16:30 WIB perawat datang keruangan ibu pasien untuk menanyakan perlengkapan bayi dan menanyakan apakah ASI sudah keluar, dijawab oleh ibunya ASI belum keluar kemudian sekalian mengedukasi agar ASI cepat keluar, setelah kunjungan perawat ke ruang ibu pasien. Nenek pasien datang ke ruangan bayi untuk mengantarkan perlengkapan bayi.
Selang beberapa jam sekitar pukul 18:30 WIB ibu dan ayah pasien ke ruang bayi, perawat menanyakan kembali apakah ASi-nya sudah ada atau belum?, dan dijawab belum.
“Lalu perawat mengatakan kepada orang tua pasien sesuai dengan intruksi dokter anak untuk pemberian susu formula BBLR. Orang tua pasien setuju untuk pemberian susu formula BBLR. Lalu perawat memberikan susu formula BBLR 10 CC, supaya tidak terjadi Hypoglicemia (gula darah yang rendah),”terang drg. Fadel.
Sekitar pukul 22:18 WIB bayi terlihat sesak nafas, kemudian dilakukan pengukuran tanda-tanda vital Nadi 132 laju nafas 62 suhu 37 downscore 2, kemudian dokter jaga menghubungi dokter spesialis anak dan diberikan pemasangan oxygen nasal canul, infus, obat-obatan dan pemasangan selang minum. Dokter jaga sudah memberikan penjelasan kepada keluarga pasien, dan keluarga setuju untuk dilakukan tindakan. Pasien dipuasakan sementara dikarenakan sesak nafas.
Keesokan harinya Pada tanggal 2 Agustus 2024, sekitar pukul 06:30 WIB hingga pukul 07:30 WIB pasien muntah hitam 2 kali, kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan tanda tanda vital laju nadi 115, laju nafas 59 suhu 36,6 Saturasi oxygen 99% downscore 2, hasil tarik cairan lambung berwana hitam sebanyak 4 ml.
Kemudian dokter jaga menghubungi dokter spesialis anak dan memberikan obat tambahan untuk mengatasi muntah gramnya.
Sekitar pukul 11:30 WIB dokter spesialis anak visite lalu menjelaskan kepada ayah pasien tentang perkembangan anaknya, dikarenakan berat badan lahir kecil dan tidak sesuai pertumbuhan dengan usia resiko infeksi pada keadaan bayi saat ini tinggi, dikarekan belum kuatnya daya tahan tubuh, belum matangnya paru-paru, maupun usus bayi sehingga bayı BBLR bisa mengalami infeksi paru maupun infeksi usus.
“Ayah dan ibu pasien juga mengerti atas penjelasan dari dokter spesialis anak,” ujar direktur RS MMC yang didampingi oleh kuasa hukum.
Di lansir dari Jambiseru